Jeans, Si Tua Yang Selalu Trendi
Rabu, Oktober 14, 2009 |
Diposting oleh
Ratna |
Edit Entri
(Awalnya) Tidak Benar2 Amerika
Walaupun identik dengan budaya Amerika, ternyata jeans pertama kali dibuat di Genoa, Italia sekitar tahun 1560-an untuk para pasukan Angkatan Laut. Dalam bahasa Perancis celana panjang ini disebut bleu de GĂ©nes, dibaca “blu jin”, yang berarti biru Genoa, karena warnanya yang khas. Bahan yang digunakan adalah bahan denim yang berasal dari Nimes (Perancis: de Nimes - dari Nimes). Celana serupa diketahui telah dipakai para pekerja di Inggris pada tahun 1840-an.
Dan tahukah kamu, bahwa Levi Strauss yang dianggap sebagai penemu jeans adalah seorang imigran keturunan Yahudi yang kelahiran Jerman? Levi terlahir sebagai Loeb Strauss di Buttenheim, Bayern (Bavaria) dan migrasi ke New York pada tahun 1847 pada usia 18 tahun. Karena demam emas yang melanda saat itu, ia pindah ke San Francisco enam tahun kemudian. Tidak untuk mengadu nasib sebagai pencari emas, melainkan untuk berdagang sebagai perwakilan perusahaan kakaknya yang berpusat di New York.
Tahun 1872 Jacob Davis, seorang penjahit asal Reno, Nevada bercerita pada Levi bahwa ia memasangkan kancing logam pada ujung2 saku celana yang dibuatnya. Ini membuat celana tersebut menjadi lebih kuat sehingga disukai para pekerja kasar. Pelanggan toko Levi ini mengajaknya bekerja sama untuk mematenkan desain tersebut. Pate didapat setahun kemudian, dan celana jeans pertama pun mulai diproduksi sebagai industri rumahan. Baru pada tahun 1880 Levi mendirikan pabrik celana jeans pertama.
Desain yang sekarang dikenal sebagai Levi’s 501 itu memiliki lima buah saku. Dua saku besar di belakang, dua saku besar di depan, dan satu lagi saku kecil di dalam saku depan sebelah kanan. Aslinya, saku kecil ini didesain untuk menyimpan jam saku dan uang logam, oleh karena itu sering disebut dengan istilah coin (Inggris: uang logam). Para pencari emas menggunakannya untuk menyimpan butiran2 emas ukuran kecil.
Celana jeans kemudian menjadi tren dalam fesyen, terutama sejak dipopulerkan oleh para aktor Hollywood di tahun limapuluhan. Sebut saja Elvis Presley, James Dean, dan Marlon Brando. Merk2 lain seperti Lee Cooper dan Wrangler pun bermunculan. Flower Generation di tahun tujuhpuluhan juga gemar mengenakan jeans flare alias lebar di bawah dengan berbagai aplikasi, bordir, juga eyelets.
Berbagai Model Jeans
Saat ini kita mengenal berbagai model dan tipe celana yang sempat dilarang di Jerman Timur pada tahun 50-an ini. Kita sering mendengar istilah low rise, skinny, loose fit, boot cut dan sebagainya. Membingungkan? Tidak juga, kok!
Dilihat dari potongannya, secara garis besar ada tiga hal yang harus diperhatikan: rise alias “tinggi pinggang”, fit alias seberapa ketat jeans melekat pada paha, dan ankle alias lebar tungkai.
Celana yang sampai tahun limapuluhan masih dikenal sebagai waist overall ini bisa jatuh tepat pada pinggang, di atas, atau di bawahnya.
- High rise : bagian pinggang celana jatuh di atas pusar, saat ini sedang tidak tren.
- Standard rise : bagian pinggang celana sedikit jatuh di bawah pusar.
- Low rise : bagian pinggang celana jatuh sekitar 3 cm di bawah pusar, kira2 pada tulang panggul.
- Ultra-low rise : bagian pinggang celana jatuh sekitar 5 cm di bawah pusar, di bawah tulang panggul
Model jeans juga dibedakan menurut lebar celana di bagian tungkai, khususnya pada celana wanita.
Untuk semua bentuk tubuh
Tubuh ideal? Ah, itu mungkin hanya milik para supermodel. Tapi toh dengan kekurangan2 yang dimiliki, kita tetap bisa mengenakan celana jeans. Asal tahu model yang tepat sehingga kekurangan2 itu tidak terlalu menonjol.
- Kaki panjang: Pilih jeans low rise atau ultra-low rise yang tidak terlalu ketat dengan aplikasi atau jahitan melintang. Pilihan untuk si kaki panjang sangat terbuka, mulai dari skinny sampai flare.
- Kaki pendek: Pilih jeans low rise yang pas pada tubuh (slim fit) dengan ujung bawah yang agak lebar (boot cut, jangan flare) tanpa banyak detil dan aplikasi. Kalau perlu, pilih detil atau jahitan vertikal. Warna gelap membuat kaki terlihat panjang. Panjang celana harus menutupi sebagian alas kaki.
- Bokong/pinggul besar: Pilih jeans low rise dengan ujung bawah yang agak lebar (boot cut) untuk menyeimbangkan bentuk tubuh. Ujung bawah yang menyempit membuat kesan “emak2″ :) . Saku berkancing dengan letak agak rendah malah membuat bokong besar tak lagi terlihat. Saku dengan jarak yang cukup dekat satu sama lain pun bisa membantu.
- Bokong kurang berisi (tepos): Kenakan jeans yang tidak terlalu longgar. Pilih saku belakang yang letaknya agak tinggi, untuk lebih membentuk bokong.
- Perut besar: Pilih jeans standard rise yang tidak terlalu ketat (regular atau relaxed fit) dengan detil vertikal dan ujung melebar (boot cut atau flare). Low rise membuat bagian atas perut semakin terlihat membuncit (efek muffin). Saku depan diagonal dan warna gelap juga menguntungkan.
Sumber : http://jalankenangan.net/celoteh/?p=159
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar